Publikasi Terkini :
Home » » DAN PAKAIAN TAQWA, ITULAH YANG TERBAIK

DAN PAKAIAN TAQWA, ITULAH YANG TERBAIK

Written By Fajar CheQyu on Rabu, 16 Januari 2013 | Rabu, Januari 16, 2013


Oleh : Fajar C. Qoharuddien


Dadatira dadatira
Kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono
Kanggo sebo mengko sore
(Potongan Syair “Ilir-ilir”)

            Ajining raga gumantung ana ing busana. Harga diri fisik seseorang, tergantung pada pakaian yang dikenakannya. Begitulah disebutkan dalam sebuah pepatah Jawa. Secara lahiriah, kita bisa menilai derajat seseorang dari pakaian yang dikenakannya. Ketika berjalan di tengah keramaian dan berpapasan dengan seseorang dengan setelan pakaian perlente, secara otomatis penilaian kita akan mengatakan bahwa orang tersebut adalah orang terpandang. Sebaliknya, ketika bertemu dengan seseorang dengan pakaian compang-camping di pinggir jalan, penilaian kita akan mengatakan bahwa orang tersebut adalah orang “pinggiran”.
            Seorang raja, bisa saja kehilangan wibawa ketika ia melepaskan pakaian kebesarannya. Bisa jadi, orang yang melihatnya tidak akan mengenalnya sebagai raja. Sebaliknya, seorang yang sebenarnya secara sosial adalah orang yang biasa-biasa saja, bisa jadi akan dianggap “orang besar” ketika ia mengenakan setelan pakaian perlente. Begitulah pakaian menentukan nilai atau harga diri seseorang. Begitu pula terkadang pakaian bisa menipu pandangan mata manusia, sehingga salah dalam menilai harga diri seseorang.
            Begitulah memang nilai pakaian dalam pandangan lahiriah duniawiah. Namun, hakikat pakaian seorang muslim sebenarnya terletak pada hati dan jiwanya. Dalam hadits Rasulullah saw disebutkan bahwa Allah tidak pernah melihat kepada bentuk fisik dan pakaian seseorang, tetapi Allah melihat kepada hatinya. Jika hati seseorang bersih dan penuh dengan nilai-nilai taqwa, maka manusia itulah sebenar-benarnya manusia dengan harga diri yang tinggi di hadapan-Nya. Secara tegas dalam hal ini, Allah swt berfirman :
“Wahai anak keturunan Adam, sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu, serta sebagai perhiasan bagimu. Dan pakaian taqwa, itulah yang terbaik.” (QS. Al-A’raf [7]: 26)
            Maka marilah kita periksa pada hati dan jiwa kita masing-masing, bagaimanakah kondisi pakaian taqwa kita. Apakah kondisinya baik dan bisa menjadi jaminan bagi diri kita untuk mendapatkan harga diri di hadapan Allah ataukah justru sebaliknya? Tentu kita semua berharap bahwa pakaian taqwa kita dalam kondisi yang baik dan selalu terjaga.
            Lalu bagaimana ketika ternyata pakaian taqwa kita itu sudah mulai terlihat robek di beberapa sisi? Bagaimana jika pakaian itu sudah kumitir bedhah ing pinggir? Jika demikian yang terjadi, tentulah harga diri kita di hadapan Allah pun akan turun dengan sendirinya. Karena itu, sebagai seorang muslim yang taat tentunya kita harus segera menyadari dan segera memperbaiki diri. Bukan disebut manusia barangkali ketika kita selalu berada dalam hal-hal yang benar selama hidupnya. Pasti ada dalam riwayat perjalanan kehidupan kita di mana kita melakukan kesalahan-kesalahan yang merobek nilai pakaian taqwa kita. Setiap anak adam pastilah pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat. Begitulah disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Anas ra.
             Allah swt telah mengatur siklus kehidupan ini sedemikian rupa, sehingga selalu ada momentum-momentum yang diatur oleh-Nya bagi hamba-hamba yang shalih untuk bermuhasabah, introspeksi diri. Di antara momentum itu adalah momentum pergantian tahun sebagaimana yang sedang kita lewati saat ini. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw 14 abad silam seharusnya bisa mengilhami diri kita untuk senantiasa berhijrah menuju hari esok yang semakin baik dan demikian seterusnya hingga akhir titik kehidupan kita.
            Kita tidak punya pilihan lain selain terus memperbaiki diri jika yang kita inginkan adalah harga diri yang tinggi di hadapan Allah. Maka, sebelum pakaian taqwa kita semakin sobek di beberapa sisi, mari kita dondomi, kita perbaiki sehingga ia kembali menjadi baik dan semakin baik. Semoga Allah swt senantiasa membimbing kita menuju jalan kebaikan dan taqwa. Mumpung padang rembulane. Mumpung jembar kalangane. Yo surako surak iyo...!!



Manggarai, 1 Muharram 1432 H
Share this post :

+ komentar + 1 komentar

16 Januari 2013 pukul 20.53

file lama yang kemudian diupload :-)

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Fajar C. Qoharuddien - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger